Selasa, 06 Januari 2009
DAYA SAING PRODUK BARANG/JASA DALAM ERA PASAR BEBAS
A. Latar Belakang
Selama dua tahun terakhir, iklim usaha di Indonesia sangat tidak kondusif karena dipicu oleh ketidakstabilan politik. Hal ini menyebabkan implikasi terhadap penurunan daya tahan mikroekonomi Indonesia di pasar global. Mikroekonomi Indonesia (MCI) itu diukur dari strategi dan operasional perusahaan di negara bersangkutan, dan dari kondisi lingkungan bisnis secara nasional. Selain itu diukur berdasarkan kualitas infrastruktur industri, kualitas SDM, pasar modal, pengembangan klaster, serta tingkat persaingan usaha.
Peringkat daya tahan mikroekonomi (MCI) Indonesia di dunia ada di urutan ke-64. Artinya, posisi Indonesia jauh di bawah negara tetangga, seperti Singapura (9), Malaysia (26), Thailand (35), Vietnam (60), dan Filipina (61). Peringkat tersebut diperoleh dari survei terhadap 4.700 pelaku bisnis senior di 80 negara di seluruh dunia. Pada penelitian yang sama pada tahun 2001, MCI Indonesia masih berada pada peringkat ke-55. Artinya, dalam setahun peringkat daya tahan mikroekonomi Indonesia melorot delapan tingkat.
Kelemahan daya tahan mikroekonomi Indonesia, yang terutama terjadi pada komoditas pertanian dan perkebunan, adalah disebabkan pemerintah dan pelaku usaha terlalu berorientasi pada sumber daya alam tanpa memperhitungkan nilai tambah. Selain itu, kemauan industri untuk membuat brand (merek dagang) juga rendah. Akibat daya tahan mikroekonomi yang rendah, produk dalam negeri sangat rentan terhadap gempuran produk impor. Di masa perdagangan bebas, kondisi demikian tentu sangat berbahaya pada perekonomian.
Ditambahkan, kondisi di atas semakin diperparah dengan tidak adanya perhatian dari pemerintah dalam mendukung riset terhadap sumber daya alam tersebut. Bahkan, tidak ada juga asosiasi yang dapat memperjuangkan nasib produk-produk mikroekonomi secara utuh.
Ketidakstabilan politik yang terjadi selama ini telah membuat hilangnya jaminan keamanan di Indonesia. Hal ini langsung direspons dengan penurunan investasi asing langsung (foreign direct investment). Akibatnya, dunia usaha pun tidak tumbuh dan berkembang. Wajar saja peringkat kita anjlok ke posisi 64. Selama ini pemerintah memang tidak memiliki strategi jitu untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Jangankan untuk menjaring investor baru, untuk mempertahankan investor yang sudah ada pun pemerintah tidak mampu.
Di sisi lain, dengan adanya pengusaha atau investor akan mampu meningkatkan daya saing. Hal yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia yaitu meningkatkan kualitas infrastruktur seperti sarana transportasi (jalan), telekomunikasi, perangkat teknologi serta training-training, pelabuhan, bandara. Ketersediaan infrastruktur di Indonesia masih rendah. Padahal inilah yang menjadi pertimbangan investor. Selain rendahnya ketersediaan infrastruktur, kita ketahui bahwa produk dalam negeri selama ini memiliki mutu yang rendah, inilah mengapa kita selalu kalah bersaing dengan produk luar negeri.
Tulisan ini akan mencoba mengetahui sistem pengawasan dan pengendalian mutu barang di Indonesia, dimana sistem pengawasan dan pengendalian mutu barang di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan mutu produk dalam negeri serta meningkatkan daya saing produk dalam negeri.. Mengetahui kinerja para auditor LPPOM-MUI di dalam memberikan standarisasi penelitian mutu, mengetahui tingkat perhatian pemerintah terhadap ekonomi mikro (Usaha Mikro Kecil dan Menengah /UMKM) yang dinilai masih sangat rendah, dan mengetahui tingkat kekuatan daya tahan produk dalam negeri di bandingkan dengan produk luar negeri, selama ini daya tahan produk dalam negeri dinilai kalah bersaing dengan produk luar negeri.
B. Sistem pengawasan dan pengendalian mutu barang di Indonesia
Direktorat Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang (PPMB), Departemen Perdagangan, Menteri Perdagangan telah menyerahkan beberapa Sertifikat Produk Pengguna Tanda SNI kepada para produsen. Selama ini tanda SNI digunakan dengan cara dibubuhkan pada produk atau kemasan produk yang telah memenuhi syarat teknis, yang dibuktikan melalui proses sertifikasi. Produk bertanda SNI merupakan produk yang dapat dijamin mutunya baik dari segi kesehatan, keamanan, keselamatan, teknis, maupun proses produksinya yang ramah lingkungan. Sejalan dengan upaya peningkatan daya saing produk ekspor Indonesia di pasar global, penggunaan tanda SNI wajib dan notifikasi ke WTO baru dilakukan pada 34 produk. Hal ini ditujukan terutama dalam konteks perlindungan konsumen di dalam negeri terhadap produk dalam negeri maupun luar negeri. Saatnya kita memperluas paradigma manfaat tanda SNI ini, seiring dengan tekad Indonesia untuk membangun merek lokal atau ‘local brand’ di pasar internasional.
Upaya menjadikan tanda SNI sebagai tanda mutu produk ekspor Indonesia harus mulai digiatkan dengan memperkenalkan SNI ke pasar dunia. Salah satunya melalui kerjasama di bidang pengujian dan sertifikasi produk tujuan ekspor dari beberapa negara untuk ’marking standard’. Salah satu contoh standar Indonesia yang sangat dikenal dunia sehingga pembeli luar negeri merasa tidak perlu menetapkan standar tersendiri adalah Standard Indonesia Rubber, atau yang sering disingkat SIR. SIR telah melalui proses pencitraan (imaging) produk di pasar internasional. Citra merupakan persepsi konsumen yang terkait erat dengan terbentuknya brand sebuah produk, dan terkait langsung dengan daya saing produk yang bersangkutan. Citra yang baik akan membuat produk lebih mudah menembus pasar internasional disamping dapat menciptakan entry barrier bagi produk sejenis dari negara lain
Contoh kerjasama yang telah dilakukan Departemen Perdagangan di bidang pengujian dengan beberapa negara tujuan ekspor: SASO (Saudi Arab Standardization Organization) untuk produk sabun, pasta gigi, shampo dll; Srilanka Standard Institution (SLSI) untuk komoditi susu, minyak dan lemak, serta anti nyamuk bakar; Standard of Nigeria Conformity Assesment Program (SONCAP) untuk komoditi kompor minyak tanah, hand-sprayer, aki kendaraan; Kuwait Conformity Assesment Scheme (KUCAS) untuk komoditi produk elektronik.
Kerjasama tersebut telah memberikan dampak positif kepada pelaku usaha/eksportir dan produsen di Indonesia, dimana produk-produk tersebut tidak lagi menghadapi hambatan teknis yang terkait dengan mutu barang di negara tujuan ekspor. Setiap negara tujuan ekspor berhak menetapkan standar mutu produk tertentu dengan pertimbangan aspek kesehatan, keselamatan, keamanan dan pelestarian lingkungan hidup (K3L).
Terkait dengan aspek K3L, Indonesia telah menerapkan SNI yang diberlakukan secara wajib bagi produk-produk impor maupun produk sejenis yang diproduksi di dalam negeri, seperti lampu hemat energi, tepung terigu untuk bahan makanan, ban, pupuk, peralatan listrik rumah tangga (kipas angin, MCB, tusuk kontak dan rumah kontak).
Selain itu, produk lainnya yang telah ditetapkan SNI adalah: air minum dalam kemasan, baja lembaran lapis seng, baterai kering, tabung gas, katup, selang, regulator, kompor gas dan lain sebagainya. Untuk seluruh produk yang telah ditetapkan SNI secara wajib dan diproduksi di dalam negeri harus memiliki nomor registrasi produk (NRP) sebagaimana diatur dalam Permendag Nomor 14/M-DAG/PER/3/2007. Pemenuhan terhadap SNI dari produk-produk tersebut dibuktikan dengan diperolehnya SPPT-SNI yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi produk (LSPro) yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Kerjasama di bidang pengujian mutu dan sertifikasi akan memberi manfaat bagi kedua pihak, antara lain adanya efisiensi waktu karena tidak memerlukan pengujian ulang di negara tujuan ekspor, penguasaan standar dan metode uji internasional serta terjadinya harmonisasi standar yang akan menumbuhkan pengakuan pasar internasional terhadap mutu produk Indonesia. Sejalan dengan hal ini, maka kinerja ekspor diharapkan akan meningkat.
C. Kinerja para auditor LPPOM-MUI dalam memberikan standarisasi penelitian mutu
LPPOM-MUI melakukan auditor pada perusahaan di berbagai negara untuk menguji tingkat kehalalan dari produk yang diperdagangkan di Indonesia. Hingga untuk memperluas jaringan tersebut auditor membuat internal auditor di perusahaan-perusahaan bersangkutan. Fungsi dari internal halal auditor salami ini yaitu untuk mengontrol dan menjaga kehalalan produk perusahaan selama sertifikat hahal itu berlaku. Potensi halal di Indonesia sangat besar, apalagi bangsa Indonesia sebagai besar penduduknya adalah Muslim. Meski hanya 50 persen penduduk muslim Indonesia yang sadar halal, saya kira potensinya sudah sangat luar biasa.
Sertifikasi halal tidak hanya diberikan kepada perusahaan makanan dan minuman, tetapi peruahaan-perusahaan yang lainnya juga perlu. Bukan hanya perusahaan besar, yang kecil-kecil semestinya punya sertifikat halal. Tidak terkecuali UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Mengingat biaya untuk sertifikasi cukup mahal, untuk UKM LPPOM_MUI sedang merancang program untuk kerjasama dengan pihak Pemda (Pemerintah Daerah) atau pemerintah terkait. Agar mereka membantu untuk biaya sertifikasi UKM. LPPOM_MUI menginginkan kerjasama dengan (Pemda) agar UKM ini terbina dan sadar masalah sertifikasi halal. Pengaruh sertifikasi secara ekonomi untuk UKM, dinilai sangat menguntungkan dikarenakan UKM yang telah bersertifikasi halal akan mengalami peningkatan penjualan. Masyarakat akan merasa aman dan tenang untuk membeli suatu produk yang bersertifikat halal.
D. Perhatian pemerintah terhadap ekonomi mikro (Usaha Mikro Kecil dan Menengah/UMKM)
Ekonomi mikro selama ini dikenal dengan ekonomi wong cilik dimana dalam ekonomi tersebut terhimpun berjuta manusia yang mengadukan nasibnya untuk hidup sejahtera dan keluar dari jeratan kemiskinan. Dari data sensus statistik penduduk Indonesia yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan mayoritas bangsa Indonesia 99 % bekerja di wilayah ekonomi mikro atau dikenal dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Meski pelaku UMKM sangat besar dan mampu mendorong sektor riil perekonomian nasinal. Bahkan ketika terjadinya krisis keuangan 1997 mampu survive tetap saja sektor ini dipandang sebelah mata oleh lembaga keuangan khususnya perbankan nasional. Bahkan, pihak perbankan terus memberikan penilaian sektor UMKM adalah penuh dengan investasi beresiko tinggi.
Maka strategi perbankan nasional dalam menyalurkan Dana Pihak Ketiga (DPK) lebih memilih pada sektor korporasi, pasar modal dan Surat Bank Indonesia (SBI). Toh, jika disalurkan di UMKM adalah UMKM yang sudah berkelas. Sedangkan UMKM yang baru tumbuh amat kesulitan untuk mendapatkan penyaluran pembiayaan, maka sangat wajar, jika laju inflasi nasional tak terkendalikan dan sektor riil tumbuh tidak menggembirakan. Realitas itulah yang saat ini dialami oleh pelaku UMKM yang terdiri dari Lembaga Keuangan Mikro dan Usaha Kecil dan Menengah, mereka masih meratapi ketiadaan keterpihakan dari pihak perbankan yang selalu menekankan persyaratan-persyaratan yang memberatkan bagi UMKM.
Buramnya wajah UMKM tersebut membuat produk-produk yang di hasilkan oleh UMKM kalah bersaing di pasar nasional maupun global yang akhirnya menjadikan daya penyerapan produk UMKM sangat murah harganya.
Jika dikelompokkan, ada enam permasalahan yang menjadikan UMKM di Indonesia hingga kini masih terpuruk diantaranya adalah: pengelolaan usaha umumnya masih tradisional, rendahnya sumber daya manusia (SDM), akses informasi yang rendah, terbatasnya pemasaran, legalitas formal yang belum memadai , dan terbatasnya akses kredit pada lembaga keuangan.
Kondisi inilah yang menjadikan keprihatinan dari UMKM yang ada selama ini. Rendahnya dana yang diserap oleh masyarakat untuk membangkitkan ekonomi mikro, banyak pengamat ekonomi menilai dari kesiapan pelaku UMKM menangkap program tersebut masih rendah. Maka diperlukan profesionalisme masyarakat dalam mengelola UMKM sehingga kebangkitan ekonomi mikro bisa terwujud di tahun ini.
Pemerintah perlu mendorong pengembangan ekonomi mikro di Indonesia karena jika ekonomi mikro bergerak dengan cepat maka aktivitas perekonomian makro akan mengikuti. Usaha pemerintah mendorong ekonomi mikro akan sia-sia jika tidak diikuti kemampuan para pengusaha menjalankan usahanya. Gerak ekonomi mikro tersebut sangat dipengaruhi cara para pengusaha menjalankan bisnisnya, perkembangan bisnis pengusaha, dan seberapa dinamis usaha yang dilakukan pebisnis.
Kepiawaian para pengusaha menjalankan usahanya sangat memengaruhi perkembangan ekonomi mikro di Indonesia. Hal ini perlu mendapat perhatian semua pebisnis yang menjalankan usaha. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) melalui ketuanya Amril Arief mengungkapkan, jika aktivitas ekonomi di tingkat mikro bergerak cepat maka roda perekonomian makro di Indonesia akan mengikuti.
E. Tingkat kekuatan daya saing produk dalam negeri di bandingkan dengan produk luar negeri
Perebutan pasar nasional dan pasar internasional terus terjadi dalam perkembangan perdagangan ekonomi global. Kenyataan yang terjadi dilapangan bahwa daya saing produk Indonesia terus melemah. Seperti itu daya saing Indonesia secara nasional dan internasional dibandingkan empat negara lain di ASEAN. Indonesia harus bekerja keras memperbaikinya secara mendasar, terarah, dan efektif.
Selama ini kita ketahui bahwa Negara Indonesia memiliki berbagai jenis produksi, baik produk pertanian, perdagangan, dan jasa. Akan tetapi, pada kenyataannya penduduk negeri ini lebih banyak berminat dengan produk negara lain. Selain dari apek masyarakat sebagai kosumen utama dalam produk-produk negeri, permasalahan ini juga tidak terlepas dari Ekspor dan impor. Sebagai Negara agraris sebenarnya kita pantas malu. Negara yang dulunya (tahun 1984) bisa swasembada beras, kini dengan sangat memelas harus menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia. Sejumlah produk perkebunan lainnya mendapat persoalan dengan para pesaingnya (negara lain) ketika mereka berhasil meningkatkan produksi berlipat. Padahal, mereka banyak belajar dari Indonesia dalam hal produksi, semisal karet dan kelapa sawit. Malaysia dan Thiland telah mampu menjadikan kedua komoditas itu mendominasi pasar internasional. Mereka juga mengembangkan produk turunannya, padahal dulu mereka banyak belajar dari Indonesia. Dulu mereka membutuhkan tenaga dari Indonesia, sekarang mereka memiliki kemampuan lebih dibanding Indonesia.
Kecenderungan impor buah-buahan juga makin mengkhawatirkan, karena akan mendesak buah-buah lokal. Dalam setahun, tercatat sekitar 167.000 ton buah impor masuk ke Indonesia. Kenyataannya, mulai pasar tradisional sampai pasar swalayan diserbu buah impor. Contohnya saja jeruk mandarin, apel puji, jambu Bangkok, dll. Bahkan masyarakatpun lebih tertarik dengan buah impor tersebut dibandingkan apel malang, pisang ambon, nanas subang, dan lain-lain yang notabene berasal dari negeri ini.
Belakangan ini kerisauan petani tebu mulai berkurang setelah pemerintah membuat aturan tata niaga gula impor Oktober lalu. Tata niaga ini dipandang bisa melindungi petani dari serbuan gula impor. Harga gula seketika menjadi naik. Persoalannya, ini bukan akhir dari problema petani tebu.Kegembiraan mereka masih sesaat, karena produsen gula internasional yang bekerja sama dengan pedagang dalam negeri pasti menggunakan berbagai cara agar mereka tidak kehilangan pasar. Selain itu, masalah-masalah industri gula dalam negeri masih cukup banyak yang harus dibenahi agar bisa bersaing dengan gula impor.
Kasus ini menjadi contoh betapa produk pertanian Indonesia mulai berguguran menghadapi perdagangan internasional. Ini baru persoalan efisiensi. Belum lagi pada kesiapan Indonesia menghadapi praktik dagang dan juga situasi pasar. Kasus gula menjadi contoh jelas betapa produk Indonesia rapuh menghadapi perdagangan bebas. Efisiensi pabrik dan produktivitas kebun menjadi problem yang masih harus diperbaiki agar bisa bersaing dengan gula impor. Indonesia bukannya tidak mampu menghasilkan produksi gula dengan efisiensi tinggi. Produsen gula swasta di Lampung sudah membuktikan kemampuan produksi gula dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
Masalah lainnya, produk andalan Indonesia seperti teh, lada, tembakau dan lain-lain mulai terdesak dengan produk dari berbagai negara. Produsen Indonesia kalah dalam hal mengembangkan produk dan pasar, sementara produsen lainnya bisa meningkatkan kualitas dan bisa menyelaraskan dengan selera pasar. Pasar teh Indonesia di Inggris diambil oleh India dan Argentina sedangkan pasar teh Indonesia di Mesir dan Amerika Serikat diambil alih oleh Kenya dan Argentina. Kekalahan itu, misalnya ditunjukkan dengan tampilan produk teh India terkesan lebih eksklusif karena kemasannya lebih menarik. Bahkan, pada beberapa kemasan dicantumkan raja-raja yang pernah menikmati teh tersebut.
Sedangkan dalam kasus beras menunjukkan meski dalam hal efisiensi petani padi tidak tertinggal, namun kenyataannya beras impor lebih murah. Fenomena ini berbeda. Dalam hal produk padi, petani Indonesia harus bersaing dengan beras dumping. Produsen beras internasional menjual stok sebagian cadangan pangannya setelah stabilitas pangan di dalam negeri terhitung aman.
Sisa cadangan ini yang dilempar ke pasar internasional. Mereka berani menjual dengan harga murah karena bila dihitung ongkos produksi dan keuntungan sudah di dapat ketika pemerintah mereka membeli beras milik petani. Hukum rimba perdagangan internasional makin menyebabkan beras lokal terdesak.
Secara berseloroh, ada yang mengatakan, seandainya kapal yang mengangkut beras itu tenggelam sekalipun, pedagang dan petani di negara produsen tidak akan merugi.
Di negeri ini sangat mudah sekali produk Negara lain masuk (impor) karena penyaringan yang kurang strategi dan aspek-aspek lainnya, sedangkan untuk ekspor dari negeri ini sangat sulit untuk menjangkaunya. Contohnya, sampai sekarang, tidak jelas apa maksud pelarangan masuk udang laut Indonesia yang dilakukan Amerika Serikat.
Dari pengamatan di lapangan, Pemerintah Amerika Serikat (AS) beralasan udang yang ditangkap di Indonesia tidak menggunakan alat yang memungkinkan penyu bisa lolos dari penangkapan. Mereka menginginkan agar alat tangkap disertai alat itu, sehingga tidak merusak populasi penyu.
Masih hangat juga dalam ingatan kita ketika Amerika Serikat mempermasalahkan pe-nolakan Indonesia terhadap produk paha ayam mereka. Ketika semua berdebat panjang lebar soal boleh atau tidaknya paha ayam itu masuk, ternyata persoalannya selesai dengan sebuah lobi. Cara Filipina dalam menghadang semen impor bisa menjadi contoh bagaimana memperjuangkan perlindungan bagi produsen dalam negeri. Bahkan, mereka menyertakan kliping koran yang memuat terjadinya kerugian yang diderita produsen semen dalam negeri akibat serbuan semen impor.
Ada beberapa produk yang bisa bersaing seperti ayam utuh, terong, dan sejumlah komoditas spesifik Indonesia. Beberapa kali produsen Indonesia mengekspor ayam utuh ke Jepang dan negara Asia lainnya. Akan tetapi penduduk Indonesia justru lebih banyak mengkonsumsi ayam-ayam boiler yang notabene kelengkapan dalam perkembangbiakannya dari Negara lain.
Soal kualitas, sudah pasti sangat penting. Kadang hanya karena masalah kecil, hal ini menjadi taktik para pembeli untuk menolak produk asal Indonesia. Kursus atau pendidikan dalam hal mutu, sering kali diadakan di sejumlah negara. Forum seperti ini perlu diikuti oleh para produsen untuk mengikuti berbagai isu menyangkut manajemen mutu dan perkembangan standar mutu. Sedangkan soal kuantitas, produsen dalam negeri masih memiliki peluang yang besar untuk memenuhi permintaan pasar luar negari yang masih besar, misalnya produksi kakao.
Pameran internasional untuk memperkenalkan berbagai produk Indonesia, harus selalu diikuti. Dalam sebuah pameran pangan di Paris, Perancis, beberapa waktu lalu, betapa minimnya produsen produk pertanian Indonesia tampil dalam arena promosi. Dari Indonesia hanya terdapat delapan produsen yang ikut, sementara dari Cina dan Thailand mencapai ratusan perusahaan.
Adapun jenis produk perdagangan, lagi-lagi masyarakat lebih banyak berminat dengan produk luar. Contohnya, produk sepatu / sandal impor Belanda, Paris, dan lain-lain lebih ramai di pasaran bila di bandingkan produk sepatu Cibaduyut sebagai produk negeri (Elizabeth, Colleth , Triset vs Garsel). Hal ini juga dikarenakan beberapa factor, baik dari segi kualitas, kreativitas, trendi, gengsi, dan lain-lain. Contoh lain, produk-produk makanan/minuman luar yang lebih banyak diminati (ayam goreng suharti vs KFC, dll). Begitupun dengan produk jasa, masih dengan permasalahan yang sama, dimana produk travelling asing lebih banyak peminatnya di bandingkan produk lokal, dn lain-lain.
Perbaikan kualitas juga diperlukan untuk produk-produk Indonesia, baik yang dulu menjadi andalan ekspor dan sekarang mulai terpuruk. Bukan persoalan yang sepele, jika permasalahannya soal kemasan, soal variasi rasa, gengsi, terkesan lebih trendi, dan lain-lain, tetapi kadang kita kalah cerdik dibanding negara pesaing yang awalnya belajar dari negeri ini kemudian mengembangkannya lebih unik bahkan membuat hak paten atas produk tersebut.
Bisa dibayangkan makanan tradisional di Jawa Tengah yang bernama rengginang yang dipandang sebelah mata di negara kita, ternyata oleh sebuah produsen Jepang telah menjadi produk internasional dengan sebutan rice cracker. Untuk yang seperti ini diperlukan kreativitas dalam berdagang dan prinsip kualitas bermutu yang kokoh. Itu yang masih langka di Negeri ini, sehingga masyarakat lebih banyak berminat dengan produk luar di negeri ini
F. Kesimpulan
Kita mengetahui daya tahan produk dalam negeri sangat rendah. Kondisi ini semakin diperparah dengan rendahnya perhatian pemerintah, ini tentu akan sangat berbahaya pada perekonomian. Daya tahan ekonomi sebuah bangsa lebih merupakan kemampuan dari perusahaan dan industri dari sebuah perekonomian untuk menghasilkan produk dan jasa yang mampu bersaing di pasar internasional.
Ekonomi yang memiliki daya saing adalah ekonomi yang mampu melahirkan dari rahimnya perusahaan-perusahaan kelas dunia, yang tidak hanya mampu menahan gempuran pesaing-pesaing asing di pasar domestik tapi juga mampu melakukan penetrasi dan memenangkan persaingan di pasar-pasar internasional. Dari perspektif ini menjadi jelas bahwa ekonomi Indonesia memang belum memiliki daya saing yang memadai. Persoalan peningkatan daya saing ekonomi ini adalah persoalan serius yang mesti diperhatikan dalam mendesain program pemulihan ekonomi kita ke depan.
Daya saing yang buruk menyebabkan sebuah perekonomian sangat rentan terhadap gejolak eksternal dan karenanya mudah sekali didera krisis yang berkepanjangan. Sebaliknya jika daya saing sebuah perekonomian baik, perekonomian tersebut akan mampu segera pulih dari krisis bahkan bangkit kembali untuk menjadi perekonomian yang tangguh dan terhormat. Bukti empiris memang menunjukkan bahwa negara-negara yang mampu pulih segera dan bangkit perekonomiannya adalah negara-negara yang daya saing ekonominya terus membaik.
Untuk menumbuhkan rasa kecintaan produk dalam negeri, harus melalui penyuluhan-penyuluhan dan pemasangan bolboard yang dipasang disudut-sudut kota. Dengan kegiatan seperti ini diharapkan dapat mendorong perubahan pengetahuan, sikap dan prilaku konsumen untuk mencintai produk dalam negeri sepertihalnya masyarakat Jepang. Yang sangat mencintai produk dalam negerinya sendiri ketimbang produk dari luar negeri. Kecintaan masyarakat akan produk dalam negeri jelas akan menambah permintaan produk yang dihasilkan oleh negeri kita sendiri. Hal ini jelas membawa dampak positif terhadap perkonomian bangsa ini. Dengan banyaknya permintaan barang dalam negeri, akan mendorong pengusaha lokal untuk menanamkan modalnya. Hal ini akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat kita.
Akhirnya, semuanya berpulang kepada kemauan politik pemerintah. Perlu ada kerendahan hati dari pemerintah dan elemen-elemen bangsa yang lain untuk terus menumbuhkan semangat pengabdian pada kepentingan bangsa dan masyarakat. Bukan mementingkan kelompok dan golongan secara sempit sambil menjalankan politics as usual, di mana nafsu berkuasa kadang mengalahkan akal sehat dan dorongan untuk berkarya.
Jumat, 21 November 2008
UTS DINDIN
NAMA : DINDIN MUHAMAD
NIM : 0607213
SOAL DAN JAWABAN
- apa benar sumber pendapatan alami ( bahan pangan atau bahan mentah/ energi) perlu diperhitungkan dalam ketahanan suatu bangsa ?
Jawab :
ketahanan sebuah Negara dapat diakibatkan oleh berbagai faktor :
- Faktor External : yaitu gangguan dari luar, dapat berupa konplik perbatasan dan gangguan dalam bentuk ekonomi dan hal-hal yang berkaitan dengan ketahanan suatu wilayah
- Faktor Internal : yaitu gangguan yang muncul dari dalam negri itu sendiri mulai dari konplik internal ( wilayah yang ingin berpisah dari suatu Negara). Dan Faktor ekonomi yang kurang stabil.
Pendapatan alami dapat dikatakan sebagia salah satu faktor yang membuat suatu ketahanan nasional yang berbasis pada SDA. Dengan cara mengelola dengan baik ,erta menjadikan SDA menjadi penghasilan ekonomi nasional.
- jelaskan bahwa kemampuhan industri suatu bangsa dapat memperkuat ketahanan bangsa ?
Jawab :
Negara-negara yang ada di dunia ini banyakmempergunakan sistempemerintahan baik Monarki, komunis atau Demokrasi. Begitu pila dalam menentukan sumber yang kan menjadi penghasilan ekonomi bagi mereka, negara-negara di dunia memiliki sumber penghasilan bagi negara mereka sendiri, salah satunya adalah negara yang berbasis pada ekonomi indusrti yang menjadikan industri sebagai sumber depisa bagi negaranya dan menjadikan sumber penghasilan bagi rakyatnya.
- jelaskan unsur kemampuhan penduduk yang menjadi faktor kekuatan suatu bangsa ?
Jawab :
Unsur kualitas penduduk sangat berperan dalam ketahanan suatu negara..!
SDM yang memiliki keterampilan dan ciri yang berbeda mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kekuatan suatu negara, mereka bisa berinovasi dan membangun negara dengan kemampuhannya. Sedangkan SDM yang kurang baik akan mengakibatkan suatu kemunduran bagi negara yang di tempatinya.
- faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan indonesia kalah dalam kasus pulau Sipadan dan Legitan ?
Jawab :
Faktor-fsktor kekalahan Indonesia dalam kasus Sipadan dan Legitan adalah :
- Lemahnya pertahanan perbatasan
- Ketidak merataan dalam pembangunan pulau-pulau yang di miliki oleh Indonesia
- Informasi yang tidak sampai
- Tidak adanya kordinasi antara pemerintah dengan daerah, dan
- Kekalahan argumen yang di kemukakan dalan sidang PBB
- apakah kekuatan militer satu-satunya faktor dalam memperhitungkan kekuatan(power) negara ?
Jawab :
Tidak selamanya kekuatan militer dalam meperhitungkan suatu kekuatan suatu negara. Memang faktor militer sangat berperan dalam menentukan suatu negara itu berkuasa. Selain itu negara yang mempunyai ekonomi yang kuat dapat menguasai dan dapat menjadi sumber kekuatan bagi negara tersebut.
Faktor SDA juga bisa menjadikan suatu negara itu memiliki kekuatan dengan cara mengelolanya dengan baik dan benar.
Contoh
Ø Jepang menjadi negara yang memikiki kekuasaan dalam bidang ekonomi dengan menguasai pasar elektronik dan industri.
Ø Saudi arabia menjadi negara yang memilikikekuatan dangan memenfaatkan DSA mereke dengan cara mengelolanya dengan baik
Kamis, 20 November 2008
uts diani
Nim : 060532
1. Studi kekuatan (power) Negara-negara menjadi bagian dari kajian geografi politik. Jelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kekuatan suatu Negara ?
Jawab :
Geografi politik mempelajari mengenai hal kekuatan Negara karena kekuatan Negara adalah kemampuan dari situasi dunia dalam setiap masa, khususnya dimasa sekarang ketika kekuatan diwakili oleh hak-hak industri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan suatu Negara yaitu :
1. Faktor Geografi
Faktor geografi ini lebih menekankan kepada letak geografi suatu Negara. Jadi faktor geografi adalah faktor lingkungan hidup atau ruang hidup dimana kehidupan Negara berlangsung dan seberapa besar pengaruh dari letak geografis terhadap Negara tersebut khususnya dalam hal kekuatan baik kekuatan ke dalam maupun ke luar. Faktor geografi juga bukan hanya posisi atau letak Negara melainkan iklim, topografi arus laut, hembusan angin, jenis tanah, faktor geologi dan lain-lain.
Ada juga empat unsur sistematis yang dilakukan untuk melakukan penurunan kekuatan secara geografis yaitu :
a. Menjauhkan pola kehidupan penduduk setempat dari keadaan lingkungannya.
b. Menciptakan ketergantungan yang berkelanjutan dari pelumpuhan potensi geografis.
c. Penurunan daya tahan tubuh melalui obat-obatan kimia.
d. Menolak bahan makanan dari Negara berkembang masuk ke Negara kapitalis.
2. Sumber pendapatan alami (makanan/bahan mentah)
Sumber pendapatan alami adalah sumber daya alam yang berasal dari dalam Negara yang bias berupa bahan makanan, bahan mineral, sumber energy, sumber daya air, dan sumber daya tanah.
Setiap Negara di dunia besar ataupun kecil ukuran luas wilayahnya pasti mempunyai sumber pendapatan alami walaupun belum semuanya dapat termanfaatkan secara maksimal, sedikit ataupun banyak sumber pendapatan alami yang dimiliki sangat berarti bagi keberlangsungan Negara tersebut.
3. Kemampuan industri
Kemampuan industri adalah kemampuan suatu Negara untuk memproduksi suatu barang yang berguna. setelah ditemukannya alat-alat industri pada saat revolusi industry, factor industry menjadi factor yang sangat penting bagi kekuatan suatu Negara khususnya dalam dalam pemenuhan kebnutuhan hidup masyarakat.
4. Militer (teknologi, kepemimpinan, kuantitas, dan kualitas angkatan perang)
Kekuatan militer sering sekali menjadi kekuatan yang paling ditonjolkan oleh suatu Negara setelah tidak ada masalah dalam segi ekonominya karena bagaimanapun kekuatan militer tidak dapat berkembang tanpa adanya penunjang dalam pembiayaan atau penyediaan sarana dan prasarana yaitu di dalam ekonomi. Di dalam kekuatan militer kita harus berhadapan dengan berbagai hal seperti keterampilan dan pendidikan pasukan, mutu kepemimpinan mereka, motivasi mereka, moril, kesetiaan, pertempuran yang mereka alami, system logistik, dan bahkan dokterin militer yang terbaru, strategi dan taktik.
5. Populasi
Populasi adalah sejumlah penduduk atau penghuni suatu daerah dan sebagai jumlah penduduk yang menempati suatu Negara dengan berbagai kehidupannya. Potensi penduduk merupakan factor yang esensial bagi suatu Negara (disamping factor wilayah) karena sering sekali dijadikan tolak ukur untuk mengetahui peranan dan kekuatan Negara tersebut.
6. Karakter nasional
Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan baik iti akhlak dan budi pekerti manusia, watak. Karakter nasional disini bias dartikan sebagai karakter dari keseluruhan warga negarabila karakter nasional kita bagus maka imej Negara kita di mata dunia pasti bagus pula begitupun sebaliknya.
7. Moral nasional
Moral nasional adalah moral yang dimiliki oleh keseluruhan warga Negara baik atau buruknya moral nasiional berpengaruh terhadap pandangan Negara lain terhadap Negara tersebut. Moral bangsa Indonesia telah melekat sebagai Negara yang paling korup, terbiasa untuk menyogok, dan memanipulasi data. Dengan demikian moral yang bobrok tentu saja akan mudah ditentukan posisi kekuatan bangsa kita.
8. Kualitas diplomasi
Diplomasi merupakan urusan atau penyelenggaraan perhubungan antara dua Negara atau lebih dan bersifat resmi. Kualitas diplomasi adalah mendapat kesepakatan yang menguntungkan bagi Negara setidaknya Negara tidak mengalami kerugian dari kesepakatan yang dicapai.
9. Kualitas pemerintahan
Kualitas pemerintahan yaitu pemerintahan yang mengurus atau yang mengendalikan Negara yang tak kalah penting dalam menentukan power. Dengan adanya pemerintahan tidak bias dipungkiri bahwa mau dibawa kemana arah gerak suatu Negara ditentukan atau diputuskan oleh pemerintahan maka orang-orang yang duduk di pemerintahan haruslah orang-orang yang mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap amanah yang diembannya.
2. Apakah benar sumber pendapatan alami (bahan pangan/bahan mentah/energi) perlu diperhitungkan dalam ketahanan suatu bangsa ?
Jawab :
Sumber pendapatan alami (bahan pangan/bahan mentah/energi) sangat mempengaruhi terhadap ketahanan suatu bangsa. Seperti saya energi sangat dibutuhkan dan harus senantiasa tersedia karena energy merupakan salah satu sumber kehidupan. Energy juga sangat berguna untuk kesejahteraan hidup manusia. Energy dapat berasal dari tenaga nuklir, tenaga air, minyak bumi, gas alam, panas bumi, batubata dan lain-lain.tetapi sekarang-sekarang ini ada isu-isu tentang kerisis energi yang disebabkan oleh pemborosan dan tingkat pemakaian yang sangat tinggi untuk keperluan pembangit listrik, pertanian, perindustrian, transportasi, kedokteran, untuk keperluan rumah tangga, dan besarnya konsumsi minyak bumi.
Indonesia sebenarnya kaya dengan sumber daya alam seperti tambang minyak dan gas, emas, nikel, batu bara, kapur, pasir besi dan sebagainya seolah-olah tak habis bila digali terus. Sementara itu lautnya yang sangat luas juga mempunyai sumber daya alam yang melimpah ruah. Hutan dan lahan pertanian yang luas juga mempunyai sumber daya alam yang potensial. Dengan demikian pemanfaatannya dan pengolahannya belum maksimal. Indonesia lebih suka menyerahkannya kepada perusahaan asing. Misalnya kebutuhan dunia akan minyak kelapa sawit untuk dijadikan bahan pengganti minyak bumi belum diusahakan sepenuhnya oleh orang-orang Indonesia. Pembukaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit lebih diberikan kepada pemilik modal asing. Padahal Indonesia mempunyai berbagai kelebihan dalam bidang ini. Mungkin iniada pengaruh didalam globalisasi dan tekanan ekonomi dan politik dari negara-negara maju serta kurangnya pemilikan teknologi. Hasil laut Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga banyak nelayan asing dengan kapal-kapal penangkap ikan seenaknya singgah di perairan Nusantara.
3. Jelaskan bahwa kemampuan industri suatu bangsa dapat memperkuat ketahanan bangsa ?
Jawab :
Era globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaruan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang paling dirasakan adalah semakin ketatnya persaingan di sektor industri. Untuk membangun sektor industri agar mampu berkembang dalam persaingan seperti saat ini dan sekaligus menjadikannya sebagai gerakan perekonomian nasional di masa depan, maka sektor industri perlu memiliki daya saing yang tinggi karena kuatnya struktur, tingginya peningkatan nilai tambah dan produktivitas di sepanjang nilai produksi, dan dukungan dari seluruh sumber daya produktif yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Peningkatan daya saing industri secara berkelanjutan membentuk landasan ekonomi yang kuat berupa stabilitas ekonomi makro, iklim usaha dan investasi yang sehat. Di masa depan, tumbuh majunya industri nasional akan dibarengi dengan pemberian manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia, tanpa mengorbankan kepentingan nasional, dan tetap melestarikan nilai-nilai budaya bangsa yang dicerminkan oleh terbangunnya kerjasama ekonomi secara setara dengan negara-negara lain. Indonesia menjadi Negara Industri Maju. Hal ini terwujud dalam kondisi bahwa pada tahun yang akan datang kemampuan Industri Nasional telah diakui di dunia Internasional, yang mampu menjadi basis kekuatan ekonomi modern secara struktural di masa depan, sekaligus mampu menjadi wahana tumbuh-suburnya ekonomi yang berciri kerakyatan. Dalam menjawab persaingan di pasar internasional yang semakin ketat, dalam jangka panjang fokus pengembangan akan diarahkan pada peningkatan daya saing internasional melalui peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan serta peningkatan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia dalam rangka kegiatan-kegiatan inovasi produk. Dalam pelaksanaannya pengembangan sektor industri akan dilakukan secara sinergi dan terintegrasi dengan pengembangan sektor-sektor ekonomi lain seperti pertanian, energi, sumber daya mineral, kehutanan, kelautan, pendidikan, dan teknologi serta perdagangan.
4. Jelaskan unsur kualitas penduduk yang menjadi faktor kekuatan suatu Negara?
Jawab :
Kualitas penduduk atau mutu sumber daya manusia yaitu tingkat kemampuan penduduk dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk meningkatkan kesejahteraannya. Mutu sumber daya manusia pada suatu negara dapat dilihat dari tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan tingkat kesehatannya. Didalam tingkat pendapatan penduduk biasanya diukur dari besarnya pendapatan per kapita. Didalam tingkat pendidikan penduduk berkaitan erat dengan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan tingkat kesehatannya berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan. Apabila salah satu kebutuhan tidak terpenuhi maka dapat terganggu kesehatannya.
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk umumnya disebabkan oleh:
- Lingkungan tidak sehat.
- Gizi makanan yang rendah.
- Adanya penyakit-penyakit menular.
Agar menjadi sumber daya manusia yang tangguh, penduduk harus mempunyai kualitas yang memadai sehingga dapat menjadi modal pembangunan yang efektif tanpa adanya peningkatan kualitas. Jumlah penduduk yang besar akan menimbulkan berbagai masalah dan menjadi beban pembangunan. Analisis mengenai kualitas penduduk seringkali dibedakan menjadi kualitas fisik dan kualitas nonfisik. Indikator yang dapat menggambarkan kualitas fisik penduduk meliputi tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan indeks mutu hidup. Kualitas nonfisik mencakup kualitas spiritual keagamaan, kekaryaan, etos kerja, kualitas kepribadian bermasyarakat, dan kualitas hubungan selaras dengan lingkungannya.
5. Apakah kekuatan militer satu-satunya faktor dalam memperhitungkan kekuatan (power) Negara ?
Jawab :
Keberadaan kekuatan militer suatu negara merupakan salah satu aspek yang penting dalam memelihara kredibilitas suatu negara dalam melindungi kawasan nasionalnya dari berbagai bentuk gangguan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. Kekuatan militer sering sekali menjadi kekuatan yang paling ditonjolkan oleh suatu negara setelah tidak ada masalah dalam segi ekonominya karena bagaimanapun kekuatan militer tidak dapat berkembang tanpa adanya penunjang dalam pembiayaan atau penyediaan sarana dan prasarana yaitu di dalam ekonomi. Di dalam kekuatan militer kita harus berhadapan dengan berbagai hal seperti keterampilan dan pendidikan pasukan, mutu kepemimpinan mereka, motivasi mereka, moril, kesetiaan, pertempuran yang mereka alami, sistem logistik, dan bahkan dokterin militer yang terbaru, strategi dan taktik. Personil kekuatan militer dalam setiap tingkatan komando telah dipersiapkan dari mulai tahap seleksi rekrut sampai pada tahap pendidikan dari tingkat awal sampai tingkat lanjut. Sementara untuk peralatan dipersiapkan secara matang dan diperhitungkan secara cermat dengan lingkungan geografis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dukungan anggaran yang tersedia.
uts Danang
NIM : 0607118
UJIAN TENGAH SEMESTER GEOGRAFI POLITIK
SOAL UNTUK MAHASISWA KELOMPOK 9
1. Studi kekuatan negara-negara menjadi bagian dari kajian geografi politik. Jelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kekuatan suatu negara?
2. Geografi politik berbeda dengan geopolitik. Jelaskan perbedaannya dan berilah contoh konkritnya minimal 2 buah.
3. Apakah benar sumber pendapatan alami (bahan pangan/bahan mentah/energi) perlu diperhitungkan dalam ketahanan suatu bangsa?
4. Jelaskan bahwa kemampuan industri suatu bangsa dapat memperkuat ketahanan bangsa
5. Jelaskan unsur kualitas penduduk yang menjadi faktor kekuatan suatu negara?
6. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan Indonesia kalah dalam kasus Pulau Sipadan dan Ligitan?
7. Apakah kekuatan militer satu-satunya faktor yang memperhitungkan kekuatan (power) negara?
JAWAB :
2. Geografi politik berbeda dengan geopolitik dan contoh konkritnya adalah:
Geografi politik merupakan suatu studi pengetahuan ataupun mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi.
Sedangkan geopolitik merupakan suatu tindakan strategis suatu negara dalam melakukan pergerakannya. Gerak ini biasanya lebih banyak berbicara pada hubungan internasional. Jadi jelas bahwa geopolitik sangat penting dan dahulu di Indonesia sering disebut sebagai wawasan nusantara.
Contoh konkritnya adalah:
Ø Geografi politik diajarkan pada mata kuliah di perguruan tinggi terutama pada Jurusan Pendidikan Geografi UPI.
Ø Tidak ada negara didunia ini yang mampu berdiri sendiri, untuk itu hubungan dengan luar negeri sangat diperlukan, baik bilateral ataupun multilateral.
3. Sumber pendapatan alami suatu negara memang sangat diperhitungkan dalam ketahanan suatu bangsa hal ini sesuai dengan apa yang diungkapakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro bahwa pendapatan alami negara pada 2008 akan mencapai 2,415 juta dari batubara, gas bumi sebanyak 1,169 juta dan minyak bumi 1,034 juta. Secara mikro ekonomi, investasi sektor migas akan mencapai mencapai US$14,75 miliar bisa menyerap tenaga kerja sekitar 1,3 juta orang.Penerimaan negara dari sektor ini diperkirakan mencapai Rp208,09 triliun. Nilai penerimaan negara ini belum termasuk dividen dari BUMN di lingkungan sektor ESDM, pajak dari pengusahaan sektor ESDM yang terdiri dari PPN, PBBKB dan PBB, serta usaha pertambangan yang ijinnya diterbitkan oleh daerah.
Selain dari sektor ESDM, ternyata pendapatan dari pertanian pangan juga berpengaruh pada kekuatan suatu bangsa. Indonesia misalnya sangat memperhatikan harga beras dipasar nasional dan internasional. Hal ini dapat dimaklumi karena beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.Dalam bidang pertanian Indonesia dan negara-negara berkembang terperangkap dalam jebakan negara-negara maju dalam bentuk perdagangan bebas dan pasar bebas yang dinaungi oleh organisasi World Trade Organization (WTO). Negara-negara berkembang didesak oleh negara-negara maju agar membuka pasar dalam negeri mereka dengan menghilangkan proteksi pertanian nasional baik dengan pencabutan subsidi maupun dengan penghapusan hambatan tarif. Sebaliknya negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Inggris, Jerman dan Prancis melakukan proteksi luar biasa terhadap para petani mereka dalam bentuk subsidi, hambatan tarif, dan halangan-halangan impor lainnya. Negara-negara maju tersebut menyadari betapa pentingnya pertanian bagi perekonomian dan vitalnya ketahanan pangan untuk kemandirian negara.
5. Unsur kualitas penduduk yang menjadi kekuatan suatu negara adalah : Kualitas Pendidikan yang mampu bersaing didunia Internasional. Contoh konkrit kenapa Indonesia belum mampu bersaing adalah karena rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas pendidikan orang-orang Indonesia membuat mereka tak bisa bersaing di bursa tenaga kerja lokal dan internasional. Walaupun Indonesia sudah mempunyai lebih dari 2800 perguruan tinggi (hanya 82 perguruan tinggi negeri) dan meluluskan ribuan sarjana tapi karena kualitasnya kurang memadai sehingga banyak sarjana yang menganggur. Saat ini diperkirakan terdapat lebih dari 40 ribu sarjana yang menganggur atau pengangguran terselubung. Sebuah survey internasional baru-baru ini menunjukkan bahwa peringkat Universitas Indonesia menurun menjadi ke urutan di bawah 250 di antara 8000 univeristas terkemuka di dunia. Tingkat ini berada di bawah ITB dan UGM. Kualitas perguruan tinggi lainnya di Indonesia tentu lebih rendah. Jadi tidak heran banyak keluarga yang menyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi di luar negeri. Ini suatu pemborosan yang nyata dalam pendidikan. Dalam kancah internasional, rendahnya pendidikan dan kualitas tenaga kerja Indonesia membiuat tenaga kerja Indonesia hanya laku sebagai pembantu rumah tangga di negara-negara lain.
Tingkat kesehatan juga menjadi faktor yang penting dalam mendukung kekuatan negara. Rendahnya tingkat kesehatan orang Indonesia bisa dilihat dari tingginya angka kematian bayi dan tingkat kematian ibu melahirkan, keadaan gizi masyarakat yang rendah, dan banyaknya orang-orang berpenyakit berat, seperti ginjal, penyakit gula, tekanan darah tinggi, HIV/AIDS, TBC, malaria serta penyakit menular berbahaya lainnya. Angka kematian bayi. Indonesia adalah 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Dalam hal kesehatan reproduksi ibu Indonesia keadaannya jauh dari memuaskan.. Tingkat kematian ibu melahirkan masih sangat tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003) dan keadaan ini juga sangat memprihatinkan. Kedua hal tersebut termasuk yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
6. Yang menyebabkan Indonesia kalah dalam kasus Pulau Sipadan dan Ligitan adalah: Kejadian ini jelas membuktikan bahwa Malaysia telah melupakan unsur persaudaraan,persahabatan dan serumpun.Sebenarnya pemerintah malaysia telah melakukan pencurian secara diam-diam dimana mereka mengembangkan kedua pulau tersebut dengan menggunakan tenaga dari pemuda Indonesia. Orang-orang yang tinggal di pulau Sipadan dan Ligitan besar kemungkinan orang Bugis atau Makassar. Namun secara de facto sebenarnya Indonesia masih berhak. Mahkamah internasional dalam persidangannya guna mengambil putusan akhir, mengenai status kedua Pulau tersebut tidak menggunakan materi hukum yang disampaikan oleh kedua negara, melainkan menggunakan kaidah kriteria pembuktian lain, yaitu “Continuous presence, effective occupation, maintenance dan ecology preservation”. Dapat dimengerti bilamana hampir semua Juri MI yang terlibat sepakat menyatakan bahwa P. Sipadan dan P. Ligitan jatuh kepada pihak Malaysia karena kedua pulau tersebut tidak begitu jauh dari Malaysia dan faktanya Malaysia telah membangun beberapa prasarana pariwisata di pulau-pulau tersebut. Kemenangan Malaysia, berdasarkan pertimbangan effectivitee, yaitu pemerintah Inggris (penjajah Malaysia) telah melakukan tindakan administratif secara nyata berupa penerbitan ordonansi perlindungan satwa burung, pungutan pajak terhadap pengumpulan telur penyu sejak tahun 1930, dan operasi mercu suar sejak 1960-an. Sementara itu, kegiatan pariwisata yang dilakukan Malaysia tidak menjadi pertimbangan, serta penolakan berdasarkan chain of title (rangkain kepemilikan dari Sultan Sulu). Di pihak yang lain, MI (mahkamah internasional) juga menolak argumentasi Indonesia yang bersandar pada konvensi 1891, yang dinilai hanya mengatur perbatasan kedua negara di Kalimantan. Garis paralel 14 derajat Lintang Utara ditafsirkan hanya menjorok ke laut sejauh 3 mil dari titik pantai timur Pulau Sebatik, sesuai dengan ketentuan hukum laut internasional pada waktu itu yang menetapkan laut wilayah sejauh 3 mil.
7. Ternyata kekuatan militer bukanlah kekuatan satu-satunya dalam memperhitungkan kekuatan negara karena ada faktor lain yaitu: Pembangunan kekuatan negara pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari pemikiran R.S. Cline. Menurutnya, kekuatan negara pada dasarnya dibentuk oleh lima unsur utama, yaitu ekonomi , militer , dan massa kritis , yang dikenal dengan faktor fisik, serta strategi nasional dan tekad bangsa yang dianggap sebagai faktor non-fisik. Selain faktor ini teknologi, pembentukan karakter bangsa dan pemahaman budaya lokal menjadi faktor penting dalam membangun kekuatan suatu negara.
SUMBER :
ESDM Salah Satu Penyumbang Terbesar Pendapatan Negara. http://www.technologyindonesia.com/rnddepartment.php?page_mode=detail&id=77. Download tanggal 20 Nopember 2008.
BERAS DAN POLITIK PANGAN NEGARA KHILAFAH. Hidayatullah Muttaqin.http://khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=351&Itemid=48. Download tanggal 20 Nopember 2008.
GLOBALISASI DAN KUALITAS PENDUDUK INDONESIA. Bambang Samekto. http://pustaka.bkkbn.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=106&Itemid=9. Download tanggal 20 Nopember 2008.
Indonesia Kehilangan Pulau Sipadan Ligitan http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=3362. Download tanggal 20 Nopember 2008.
Sipadan–Ligitan Permainan Domino Malaysia. SOFYAN ASNAWIE. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/16/sh04.html. Download tanggal 20 Nopember 2008.
Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan. Kolonel Ctp Drs. Umar S. Tarmansyah. http://kunami.wordpress.com/2007/11/06/lepasnya-p-sipadan-dan-p-ligitan/. Download tanggal 20 Nopember 2008.
KEBANGKITAN NASIONAL DAN KEBANGKITAN KEKUATAN NEGARA. http://indonesiafile.com/content/view/407/47/.Download tanggal 20 Nopember 2008
Hayati,S. dan Yani,A,2007,Geografi Politik,Bandung. PT Refika Adi Tama.
uts Mekka
NIM : 0609069
Mata Kuliah : Geografi Politik ( UTS/TAKE HOME )
Kelompok : 9
SOAL UNTUK MAHASISWA KELOMPOK 9
(Nomor Urut Soal 1-5)
1. Studi kekuatan (power) negara-negara menjadi bagian dari kajian geografi politik. Jelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kekuatan suatu Negara?
Jawab :
Dalam kajian Geografi Politik kekuatan suatu Negara dapat pula dilihat dari jenisnya yaitu, kekuatan individu dan kelompok. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dari keduanya yaitu menyangkut kepemilikan sunber daya, dan kemampuan memanfaatkan sumber daya tersebut untuk tujuan-tujuan politik dalam memupuk kekuatan.
Adapun unsur-unsur yang menjadi kekuatan Negara menurut Hans J. Morgenthau yaitu ;
1. Faktor Geografi (Lebih menekankan pada letak geografis suatu Negara)
2. Sumber pendapatan alami (makanan/bahan mentah)
3. Kemampuan industri
4. Militer (teknologi, kepemimpinan, kuantitas dan kualitas angkatan perang)
5. Populasi
6. Karakter Nasional
7. Moral Nasional
8. Kualitas Diplomasi
9. Kualitas Pemerintahan
2. Geografi Politik berbeda dengan geopolitik. Jelaskan perbedaannya dan berilah contoh konkritnya (minimal contoh 2 buah)!
Jawab :
DIlihat dari definisinya;
Geografi Politik → Ilmu yang mempelajari relasi antara kehidupan dan aktivitas politik dengan kondisi-kondisi alam dari suatu negara.
Geopolitik → Ilmu dari Geografi untuk maksud politik praktis.
Aspek yang dipelajari geografi politik dari suatu negara antara lain, tentang lokasi, luas, dan bentuk wilayah suatu negara.
Sedangkan obyek yang di pelajari geopolitik adalah meneliti unsur-unsur untuk memperoleh data yang akan memberikan suatu konsep strategi nasional sebagai suatu realisasi dari suatu kebijaksanaan suatu bangsa, unsur-unsur tersebut diantaranya ; Lingkungan alam, Transportasi dan Komunikasi, Sumber-sumber Ekonomi, Penduduk Perseberangan, Lembaga-lembaga politik dan alat politiknya, serta segala sesuatu yang menyangkut ruang.
Contoh :
1. Geografi Politik digunakan pada saat menentukan Ibukota Negara. Beberapa ibukota negara hanya difungsikan sebagai pusat administrasi dan pusat pemerintahan, seperti ; Wasington D.C, Islamabad, dan Riyadh. Tetapi di sejumlah Negara ibukotanya difungsikan untuk berbagai macam peranan yaitu untuk pusat pemerintahan, perdagangan, pelabuhan, pendidikan, dan lain-lain, misalnya ibukota Jakarta. Hal ini berkaitan dengan aspek yang di pelajari Geografi Politik tentang lokasi.
2. Geopolitik Jepang yang menggunakan kekutan Ekonomi dan kekuatan politik dalam bersaing dengan Negara-negara lain sehingga mampu bersaing pesat terutama dalam bidang teknologi. Hal ini berkaitan dengan aspek yang di pelajari Geopolitik tentang sumber-sumber Ekonomi.
3. Apakah benar sumber pendapatan alami (bahan pangan/bahan mentah/energi) perlu diperhitungkan dalam ketahanan suatu bangsa?
Jawab :
Setiap Negara di dunia, besar atau kecil ukuran luas wilayahnya pasti mempunyai sumber pendapatan alami walaupun belum semuanya dapat termanfaatkan secara maksimal. Sedikit ataupun banyak sumber pendapatan alami yang dimiliki sangat berarti bagi kelangsungan negara tersebut. Untuk mengukur tingkat kekuatan negara, para ahli biasanya menggunakan ukuran Gross National Product (GNP) sebagai ukuran kesejahteraan suatu Negara. Semakin besar tingkat pendapatan GNP-nya maka negara bersangkutan dianggap maju. Oleh sebab itulah sumber pendapatan alami perlu diperhitungkan dalam ketahanan suatu bangsa.
4. Jelaskan bahwa kemampuan industri suatu bangsa dapat memperkuat ketahanan bangsa !
Jawab :
Kemamapuan Industri merupakan kemampuan suatu negara untuk memproduksi suatu barang yang berguna. Setelah revolusi industri faktor industri menjadi faktor yang sangat penting bagi kekuatan suatu negara khususnya dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat . Semakin tinggi teknologi yang dimiliki dan semakin banyaknya bahan baku yang tersedia, maka akan semakin banyak produksi suatu barang di negara tersebut.
Contoh ; Antara Negara Jepang dan Indonesia,
Jepang : memiliki kekayaan alam sedikit dan wilayahnya tidak luas Namur dapat mendatangkan bahan baku dari negara lain tentunya dengan diiringi teknologi yang maju.
Indonesia : Mempunyai kekayaan alam melimpah dengan ukuran wilayah lebih luas dari Jepang, Namur tidak diiringi teknologi yang cukup khususnya teknologi industri, sehingga Jepang cenderung lebih maju dari Indonesia.
5. Jelaskan unsur kualitas penduduk yang menjadi faktor kekuatan suatu negara !
Jawab :
Penduduk sangat berpengaruh terhadap perkembangan yang dijalani suatu negara. Suatu negara tidak akan terbentuk tanpa penduduk. Pada hakikatnya unsur utama dalam negara adalah wilayah dan penduduk. Penduduk sangat terkait dengan perhitungan keseimbangan kekuatan negara, apakah penduduk telah menjadi potensi sumberdaya manusia atau sebaliknya hanya sebagai beban negara. Hal ini sangat berhubungan dengan kualitas penduduk, sehingga ketika penduduk tersebut berkualitas, maka penduduk tersebut menjadi potensi sumberdaya manusia yang akan mengelola dan memajukan negara tersebut, baik dalam teknologi industri, pendidikan, ekonomi, politik, dan lain-lain yang menjadikan kekuatan di negara tersebut.
uts Tika
“DAYA SAING PRODUK BARANG/JASA”
1. Studi kekuatan (power) negara-negara menjadi bagian dari kajian geografi politik. Jelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kekuatan suatu Negara?
Jawaban:
Faktor yang mempengaruhi kekuatan suatu Negara diantaranya:
- Faktor Geografi: penekanan terhadap letak geografis suatu negara. Hal ini dapat terlihat dari seberapa besar pengaruh dari letak geografis suatu negara khususnya dalam hal kekuatan (power), baik itu kekuatan ke dalam maupun ke luar. Yang termasuk faktor geografis di sini bukan hanya posisi atau letak suatu negara, melainkan masih berhubungan dengan iklim, topografi, arus laut, hembusan angin, jenis tanah, faktor geologis, dan lain-lain.
- Sumber pendapatan alami (makanan/bahan mentah):
keberlangsungan suatu negara ditunjang oleh sedikit ataupun banyaknya sumber pendapatan alami yang dihasilkan. Sumber pendapatan alami yaitu sumber daya alam yang berasal berasal dari dalam negara, dapat berupa bahan makanan, bahan mineral, sumber energi, sumber daya air, sumber daya tanah dan lain-lain. Memanfaatkan sumber daya alami tersebut secara maksimal, maka akan semakin besar tingkatb pendapatan suatu negara dan negara yang bersangkutan akan dikatakan maju.
- Kemampuan Industri: faktor industri menjadi faktor yang sangat penting bagi kekuatan suatu negara khususnya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakatnya. Kemampuan industri suatu negara dapat dikatakan unggul dilihat dari kemajuan teknologi yang dimiliki, yaitu dengan penggunaan teknologi-teknologi yang modern akan menghasilkan suatu barang yang berkualitas tinggi dan mempercepat proses produksi. Ketersediaan bahan baku, bahan baku yang dihasilkan dari dalam tidak menghambat proses produksi hal ini dikarenakan bahan baku mudah didapat, serta negara tersebut menghasilkan barang tidak dalam bentuk bahan baku dikarenakan proses produksi yang cepat dengan kemampuan teknologi yang dimiliki.
- Pertahanan Militer: di dalam menunjang kekuatan suatu negara maka dilakukan penyusunan strategi pertahanan secara teknis militer dan dapat dihasilkan strategi dasar dalam upaya mempertahankan suatu wilayah, baik wilayah darat, wilayah laut dan wilayah udara. Dengan adanya strategi pertahanan negara dan mengetahui kondisi geografis yang ada serta perkembangan situasi yang terjadi, maka dapat disusun program pengembangan kekuatan pertahanan negara secara lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Selain dukungan strategi pertahanan, banyak faktor lain yang juga sangat perlu diperhatikan, diantaranya; profesionalisme personel, kesiapan peralatan pendukung operasi, dan taktik pengerahan kekuatan.
- Populasi: potensi penduduk (penduduk yang berkulaitas) merupakan faktor esensial kekuatan suatu Negara. Hal ini dilihat dari: (1) indikator kesehatan, menyangkut angka kematian bayi (infant mortality rate), angka kematian balita (under-five mortality rate), (2) indicator kependudukan, menyangkut usia harapan hidup (life expectancy), penduduk yang angka harapan hidupnya kurang dari 60 tahun (people not expected to survive to age 60), (3) indikator pendidikan, menyangkut angka melek huruf (lliteracy rate), anak yang tamat hingga kelas 5 SD dan partisipasi pendidikan (enrolmen ratio), (4) standar hidup, menyangkut pendapatan per kapita (income).
- Karakter Nasional: kekuatan suatu negara dilihat dari karakter keseluruhan masyarakatnya, perwujudan karakter yang bagus akan memberikan gambaran bagus pula di mata negara lain, begitupun sebaliknya.
- Moral Nasional: moral keseluruhan masyarakat suatu negara akan berpengaruh terhadap pandangan negara lain, jika negara tersebut menunjukkan moral baik, maka penilaiannya pun akan baik.
- Kualitas Diplomasi: kerjasama antar dua negara atau lebih jika terjalin dengan baik, dan menghasilkan kesepakatan yang tidak merugikan ke dua belah pihak dan terjalin secara resmi maerupakan bukti kekuatan suatu negara dalam diplomasi.
- Kualitas Pemerintahan: kepengurusan suatu negara dipegang oleh pemerintahan, apabila di dukung oleh orang yang pilihan yang mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap amanah yang di embannya maka akan menjadi faktor penting kekuatan negara tersebut.
TIKA DUSTIAWATI (0607498)
2. Geografi politik berbeda dengan geopolitik. Jelaskan perbedaannya dan berilah contoh konkritnya (minimal contoh 2 buah).
Jawaban:
a. Geografi politik: Geografi politik dapat didefinisikan sebagai studi perbedaan-perbedaan dan persamaan areal dilihat berdasarkan karakter politik sebagai bagian dari semua hubungan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan areal yang ada ((Harshorne, 1954:178; Prescott, 1972:1)
Political geography are concerned with the geographical consequences of political decisions and actions, the geographical factors which were considered during the making of any decisions, and role of any geographical factors which influenced the outcome of political actions (Pacione dalam Glassner, 1993)
Geografi Politik merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintahan atau kenegaraan dipermukaan bumi. Dalam geografi politik, lingkungan geografi dijadikan sebagain dasar perkembangan dan hubungan kenegaraan. Bidang kajian geografi politik relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek hubungan regional, dan internasional.
Contoh konkritnya:
1) Proses politik dan demokratisasi. Akhir tahun 2004 ditandai dengan keberhasilan bangsa Indonesia menyelenggarakan Pemilu dengan sistem pemilihan langsung. Proses Pemilu yang sangat transparan merupakan kunci keberhasilan KPU menyelenggarakan pesta demokrasi ini. Sesuai amanat Undang-undang, maka posisi Presiden menjadi sangat kuat sehingga tidak mudah untuk dijatuhkan Parlemen. Di sisi lain, DPR yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat, menjadi kekuatan penyeimbang yang perannya sangat penting selaku pengawas dan pengontrol setiap kebijakan Pemerintah.
2) Isu separatisme. Tiga kasus besar gerakan separatis politik dan bersenjata yang kini mengarah pada upaya pemisahan diri dari NKRI yakni, gerakan separatis bersenjata di Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang telah sepakat untuk mengakui dan bergabung kembali dalam NKRI), kelompok separatis politik (KSP) dan kelompok separatis bersenjata (KSB/TPN) yang berinduk di bawah OPM di Papua, serta upaya pembentukan kembali Republik Maluku Selatan (RMS) melalui pembentukan organisasi RMS gaya baru yakni Forum Kedaulatan Maluku (FKM).
3) Terorisme dan gerakan kelompok radikal. Meski ruang gerak kelompok teroris ini sudah semakin sempit karena langkah-Iangkah yang diambil aparat keamanan, namun realitas bahwa mereka masih eksis menunjukkan bahwa permasalahan terorisme bukan masalah sederhana. Permasalahan terorisme yang dilatarbelakangi belum tuntasnya penyelesaian masalah politik di Timur Tengah, menjadi semakin rumit karena telah berinteraksi dengan isu agama.
4) Aksi kekerasan dan konflik komunal. Meski langkah-langkah penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan kasus-kasus kekerasan dan konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara insidentil. Penanganannya diawali dengan pendekatan pembangunan kebangsaan, tanpa mengabaikan keberagaman budaya, dan pada saat yang sama dilaksanakan pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya peningkatan kualitas proses politik dalam rangka normalisasi dan stabilisasi kehidupan masyarakat disejumlah daerah konflik dan rawan konflik relatif berjalan Iambat, tetapi perbaikan struktur dan proses politik menuju resolusi konflik secara bertahap dapat berjalan dengan baik.
5) Isu keamanan teritorial, perbatasan dan pulau terluar. Dalam isu keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut, terdapat sejumlah permasalahan tapal batas wilayah yang harus segera diatasi. Isu keamanan perbatasan tersebut, juga meliputi adanya kondisi pulau-pulau terluar yang berada dan berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga yang sesungguhnya berpotensi dapat lepas dari NKRI bila tidak dapat dipelihara dan dijaga dengan baik.
b. Geopolitik: secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa (Sunarso, 2006: 195).
Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu “geo” dan “politik“. Maka, Membicarakan pengertian geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. “Geo” artinya Bumi/Planet Bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan.
Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang melihat masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik. Konteks teritorial di mana hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan hirarki aktor: dari nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.
Dari beberapa pengertian di atas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi. Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.
Contoh konkritnya:
1) Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah Penegak Hukum Internasional dan merupakan Tempat Terbaik untuk Mengatur Masalah Hubungan Internasional dan Memecahkan Konflik Internasional
Tujuan utama PBB didirikan pada tahun 1945 adalah untuk “menyelamatkan generasi penerus dari kecamuk peperangan.” Namun, semenjak berdirinya PBB, tidak kurang telah terjadi 250 konflik antar negara di bumi ini. Sangatlah jelas bahwa PBB telah gagal memenuhi tujuan pendiriannya. Barat, seperti juga banyak pembuat kebijakan di Dunia Ketiga, menganggap PBB sebagai lembaga perwakilan internasional non-bias dengan keanggotaan hampir 200 negara. Lembaga ini dianggap mampu menegakkan rambu-rambu nilai internasionalisme, aksi kolektif/multilateral, demokrasi, pluralisme, sekulerisme, kompromi, hak asasi manusia, dan kebebasan. Namun, anggapan ini jauh dari kebenaran. PBB pada kenyataannya adalah alat eksploitasi di mana hal tersebut dapat dilihat secara nyata dari struktur yang melekat dari organisasinya, di mana ia melegitimasi penyalahgunaan kekuasaan secara besar-besaran oleh kaum kolonialis, yang sebagian besar merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Telah banyak kejadian yang menggerogoti legitimasi PBB. Sekedar menyebut contoh, antara lain, invasi Irak, aplikasi yang selektif atas hukum internasional bagi negara Israel, dan kegagalan untuk menghentikan pembantaian Srebrenica serta pembersihan etnik di Rwanda meski mereka melihat dengan mata kepala sendiri (pembiaran/neglection). Pada kenyataannya PBB adalah organisasi internasional yang dipergunakan oleh lima anggota tetap dewan keamanannya sebagai alat perluasan kebijakan luar negeri mereka. Hukum internasional sendiri pada kenyataannya tidaklah eksis, yang ada hanya norma-norma internasional. Sebab, jika kita ingin mengatakan bahwa hukum internasional eksis, maka penyelenggaraannya di tingkat global atau tingkat supranasional harus memungkinkan. Sebagaimana pandangan neo-realisme, karena hal tersebut saat ini tidaklah terjadi, maka kita hanya bisa melihat negara-bangsa sebagai pihak yang akan mencemooh aturan-aturan lembaga internasional ketika mereka memiliki power dan tidak sesuai dengan kepentingannya.
2) Pemanasan Global
Pemanasan global dan perubahan iklim mengacu pada peningkatan rata-rata temperatur global. Kejadian alamiah dan aktivitas manusia diyakini sebagai faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan rata-rata temperatur global. Ini disebabkan terutama oleh peningkatan efek rumah kaca. Efek rumah kaca merupakan peningkatan temperatur Bumi yang disebabkan oleh keberadaan gas-gas tertentu di atmosfer yang memerangkap gas-gas yang mengandung energi, seperti gas asam arang (CO2). Setiap beberapa tahun, para ilmuwan iklim terkemuka di dalam Panel Antar Pemerintah Untuk Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) yang bernaung di bawah PBB mengeluarkan laporan-laporan yang memberikan kisah detail kemajuan mereka dalam memahami perubahan iklim. Panel ini teridiri dari ratusan ilmuwan iklim di seluruh dunia. Semenjak awal bermulanya panel ini, mereka telah merekomendasikan kebijakan pengurangan emisi. Pada awal bulan Januari 2007, laporan keempat IPCC menyimpulkan bahwa mereka semakin yakin daripada sebelumnya bahwa perubahan iklim yang melibatkan aktivitas manusia disebabkan oleh pemahaman manusia atas sains dan teknologi yang lebih baik; “Pemahaman atas pengaruh pemanasan dan pendinginan antropogenik terhadap iklim telah semakin meningkat semenjak laporan ketiga kami, yang membawa kami kepada tingkat keyakinan yang sangat tinggi bahwa rata-rata inti sari aktivitas manusia secara global semenjak tahun 1750 adalah pemanasan.” Definisi mereka atas “tingkat keyakinan yang sangat tinggi” adalah kemungkinan kebenaran pernyataan mereka berkisar pada angka 90%. (Laporan mereka pada tahun 2001 mengklaim tingkat kebenaran 66%). Dalam hal sejarah emisi, negara-negara industri bertanggung-jawab atas sekitar 80% peredaran gas asam arang di atmosfer hingga hari ini. Semenjak tahun 1950, Amerika Serikat secara total kumulatif telah memancarkan sekitar 50,7 milyar ton karbon, sementara Cina (dengan penduduk 4,6 kali lipat dari AS) dan India (penduduknya 3,5 kali lipat AS) hanya memancarkan 15,7 dan 4,2 milyar ton karbon. Setiap tahunnya, lebih dari 60% emisi karbon dari industri global berasal dari negara-negara industri, yang populasinya hanya 20% penduduk dunia. Sebagian besar pertumbuhan emisi di negara maju berasal dari industrialisasi yang menderas semenjak era revolusi industri. Sementara itu, AS dengan volume perekonomian $14 trilyun merupakan pengotor dunia terbesar, namun malah bertindak sebagai penghambat dan penumpang gelap (free-rider) dalam setiap kesepakatan negosiasi target pengurangan emisi. Sebab, mengurangi emisi akan berdampak kepada pengurangan produksi industri Barat, yang akan berujung pada kolapsnya perekonomian Barat. Oleh karenanya, pengurangan produksi (sebagaimana konsumsi) dipandang sebagai gagasan syirik terhadap Kapitalisme dan para pelakunya dihukumi sebagai orang yang musyrik. Lagi pula, tingkat konsumsi bahan bakar fosil di negara-negara maju sangatlah tinggi relatif terhadap konsumsi dunia. Tingkat konsumsi bahan bakar fosil di AS lebih dari lima kali lipat tingkat konsumsi rata-rata dunia. Maka sesungguhnya penghabisan sumber daya tak-terbarukan dan kehancuran lingkungan (salah satunya, global warming) terutama disebabkan oleh pola-pola konsumsi AS.
Jelas bahwa pemanasan global adalah hasil dari derasnya arus industrialisasi Barat yang bertujuan mencari keuntungan semata. Meski telah ada teknologi-teknologi yang dapat menciptakan perkembangan industri dengan tingkat emisi yang rendah, biayanya masihlah sangat mahal. Oleh karena itu teknologi ini masih gagal menembus pasar mainstream. Sementara itu, Cina dan India baru 20 tahun belakangan ini saja melakukan industrialisasi, dan sebelum masa itu tingkat pemanasan global sudahlah tinggi. Serangan AS yang terus menerus kepada Cina dan India karena terlalu cepat maju, pada kenyataannya adalah upaya-upaya dari superpower dunia untuk mempertahankan laju perekonomian mereka.
TIKA DUSTIAWATI (0607498)
5. Jelaskan unsur kualitas penduduk yang menjadi faktor kekuatan suatu negara!
Jawaban:
Unsur kualitas penduduk yang menjadi faktor kekuuatan suatu negara adalah:
- Tingkat kesehatan penduduk, dilihat dari jumlah angka kematian bayi (infant mortality rate), angka kematian balita (under-five mortality rate). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan kesehatan dan kependudukan. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat.
- kependudukan, menyangkut usia harapan hidup (life expectancy), penduduk yang angka harapan hidupnya kurang dari 60 tahun (people not expected to survive to age 60),
- pendidikan, dilihat dari jumlah penduduk yang melek huruf (lliteracy rate), anak yang tamat hingga kelas 5 SD dan partisipasi pendidikan (enrolmen ratio). Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia. Dengan pendidikan dapat ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan produktivitas.
- standar hidup, menyangkut pendapatan per kapita (income).
Analisis mengenai kualitas penduduk seringkali dibedakan menjadi kualitas fisik dan kualitas nonfisik. Indikator yang dapat menggambarkan kualitas fisik penduduk meliputi tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan indeks mutu hidup. Kualitas nonfisik mencakup kualitas spiritual keagamaan, kekaryaan, etos kerja, kualitas kepribadian bermasyarakat, dan kualitas hubungan selaras dengan lingkungannya. Sampai saat ini baik kualitas fisik maupun kualitas nonfisik penduduk Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Karena adanya kesulitan pengukuran kualitas nonfisik , maka kualitas fisiklah yang umumnya lebih banyak dibicarakan.
Bagaimana dengan kualitas penduduk Indonesia? Kualitas penduduk, tercermin dari tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan. Bagaimana dengan ketiga tingkat di atas bagi penduduk Indonesia. Dari pengamatan bahwa secara umum tingkat pendapatan, pendidikan dan kesehatan penduduk Indonesia masih rendah.
1) Tingkat pendapatan rendah
Berkat hasil-hasil pembangunan pendapatan perkapita penduduk Indonesia mengalami kenaikan. Tahun 1981 pendapatan perkapita sebesar 530 dollar AS, tahun 1990 sebesar 540 dollar AS, tahun 1996 sebesar 1.041 dollar AS dan tahun 1999 menjadi 1.110 dollar AS.Walaupun mengalami kenaikan ternyata pendatapan perkapita penduduk Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.
Perhatikan tabel berikut ini!
Tabel 9. Pendapatan Perkapita beberapa Negara Tahun 1990 – 1999
Dengan pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai manusia yang sejahtera. Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan harganya. Bila industri terlalu mahal tidak akan terbeli oleh masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan industri sulit berkembang dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan.
Penduduk yang mempunyai pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan kemampuan menabung menjadi rendah. Bila kemampuan menabung rendah, pembentukan modal menjadi lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar. Untuk itu perlu dicari pinjaman modal dari negara lain untuk membiayai pembangunan.
Masih rendahnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, terutama disebabkan oleh:
- Pendapatan/penghasilan negara masih rendah, walaupun Indonesia kaya sumber daya alam tetapi belum mampu diolah semua untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.
- Jumlah penduduk yang besar dan pertambahan yang cukup tinggi setiap tahunnya.
- Tingkat teknologi penduduk masih rendah sehingga belum mampu mengolah semua sumber daya alam yang tersedia.
Oleh karena itu upaya menaikan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha:
- Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
- Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
- Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan.
- Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan).
2) Tingkat Pendidikan Rendah
Walaupun bangsa Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan tingkat pendidikan namun karena banyaknya hambatan yang dialami maka hingga saat ini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah.
Sebagian besar penduduk hanya mampu menamatkan SD. Untuk mengetahui perbandingan persentase pendidikan penduduk Indonesia, perhatikan tabel berikut ini!
Tabel 10. Prosentase penduduk yang menamatkan sekolah.
Beberapa faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia adalah:
- Pendapatan perkapita penduduk rendah, sehingga orang tua/penduduk tidak mampu sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.
- Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada seperti jumlah kelas, guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua anak usia sekolah tertampung belajar di sekolah.
- Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya.
Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan. Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
- Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
- Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.
- Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun ajaran 1994/1995.
- Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.
- Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
- Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
- Meningkatkan pengetahuan para pendidik (guru/dosen) dengan penataran dan pelatihan.
- Penyempurnaan kurikulum sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
- Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan ketrampilan.
3) Tingkat Kesehatan Rendah
Faktor-faktor yang dapat menggambarkan masih rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia adalah:
- Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.
- Penyakit menular sering berjangkit.
- Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.
- Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 108 per 1000 bayi dan tahun 1990 sebesar 71 per 1000 kelahiran bayi.
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:
- Melaksanakan program perbaikan gizi.
- Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
- Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
- Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
- Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
- Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
- Penyediaan air bersih.
- Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), kegiatan posyandu meliputi:Penimbangan bayi secara berkala, Imunisasi bayi/balita, Pemberian makanan tambahan, Penggunaan garam oralit, Keluarga berencana,Peningkatan pendapatan wanita.
TIKA DUSTIAWATI (0607498)
6. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan Indonesia kalah dalam kasus Pulau Sipadan dan Ligitan?
Jawaban:
Kekalahan Indonesia dalam perebutan Pulau Sipadan dan Ligitan disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
- Lemahnya kualitas Diplomasi Indonesia, terbukti pada saan persidangan di Mahkamah Internasional argument yang di kemukakan pihak Indonesia kurang kuat untuk menandingi pihak Malaysia.
- Kelemahan Indonesia selama tahun 1967-1997 tidak melakukan usaha konkret dalam melakukan pemeliharaan terhadap Sipadan dan Ligitan serta mengabaikan kenyataan bahwa de facto pulau tersebut telah dikuasai Malaysia.
- Ketika Indonesia membuat garis dasar penetapan wilayah laut, kedua pulau tersebut tidak masuk peta.
- Hilangnya Pulau Sipadan dan Lingitan di Mahkamah Internasional, menjadi pelajaran yang sangat berharga sekali. Salah satunya adalah Indonesia minim sekali orang yang ahli di bidang hukum internasional.
- Kurangnya pengawasan di wilayah-wilayah perbatasan dan wilayah pebatasan selama ini dipandang sebagai daerah pinggiran (periphery areas atau border areas).
TIKA DUSTIAWATI (0607498)
7. Apakah kekuatan militer satu-satunya faktor dalam memperhitungkan kekuatan (power) negara?
Jawaban:
Bukan hanya kekuatan militer yang mempengeruhi kekuatan suatu Negara akan tetapi banyak kekuatan-kekuatan lain yang menyebabkan suatu negara itu kuat atau tidak. Dapat terlihat dari strategi-strategi yang dilakukan untuk memperkuat suatu negara yaitu:
Strategi I. Peningkatan pengelolaan geografi yang ada melalui pemahaman, inventarisasi, koordinasi, pengelolaan (penetapan dan pemanfaatan) sehingga dapat memberikan keuntungan disemua bidang kehidupan, penyelenggaraan pertahanan dan keamanan, meningkatkan ekonomi dan stabilitas nasional, selanjutnya mampu meningkatkan bargaining position.
Strategi II. Peningkatan implementasi peraturan perundang-undangan melalui inventarisasi, koordinasi, penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang belum ada, sosialisasi, implementasi, pengawasan serta penindakan untuk penegakkan kedaulatan dan hukum sehingga dapat dicapai kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak ; memberi keamanan, kelancaran, dan ketertiban dalam pelaksanaan kegiatan; tidak tumpang tindih bahkan saling mendukung.
Strategi III. Peningkatan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara melalui pendidikan baik formal maupun non formal serta sosialisasi kepada seluruh masyarakat sehingga timbul kesadaran akan jati dirinya, tumbuh dan berkembangnya rasa kebangsaan, tidak mementingkan kepentingan diri ataupun kelompok/golongan, sehingga menumbuhkan kuat dan mantapnya persatuan dan kesatuan bangsa serta kesadaran akan bela negara.
Strategi IV. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan latihan sehingga tumbuh dan berkembang kemampuan profesional dibidangnya, mampu bersaing dengan tenaga asing atau dari luar, tingkat kehidupan dan kesejahteraannya meningkat, tumbuh dan berkembangnya ketahanan diri, masyarakat serta ketahanan nasional yang selanjutnya dapat diwujudkan stabilitas nasional yang mantap, mampu dan mau menyampaikan aspirasinya.
Upaya Strategi I adalah sebagai berikut :
1) Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional dan institusi-institusi terkait lainnya baik pemerintah maupun swasta mensosialisasikan karakteristik, konfigurasi, dan kondisi geografi berikut SKA yang ada, keadaan iklim dan cuaca, serta bencana alam yang dapat timbul sehingga diperoleh pemahaman.
2) Pemerintah dalam hal ini Departemen Dalam Negeri, Departemen Pertahanan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Kehutanan, dan institusi-institusi lain yang terkait baik pemerintah maupun swasta berkoordinasi, bekerjasama untuk mengelola daerah-daerah khususnya daerah tertinggal, perbatasan dan pulau-pulau terluar sehingga dapat dihindari tumpang tindih pengelolaan.
3) Departemen Pertahanan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Perhubungan, Departemen Kelautan dan Perikanan, dan institusi lain yang terkait baik pemerintah maupun swasta menggiatkan pembangunan insfrastruktur dasar didaerah khususnya daerah-daerah terpencil sehingga diperoleh kelancaran arus orang, barang dan jasa, membuka keterisolasian, menarik investor untuk menanamkan modalnya.
4) Pemerintah melalui Departemen Luar Negeri, yang berkoordinasi dan bekerjasama dengan departemen-departemen/institusi-institusi terkait lainnya, meningkatkan kualitas dan kegiatan perundingan, dialog, pertemuan, maupun lobby dengan negara-negara tetangga/sahabat untuk menyelesaikan masalah batas-batas wilayah negara.
Upaya Strategi II adalah sebagai berikut :
1) Pemerintah melalui Departemen Hukum dan HAM dengan melibatkan Departemen/institusi terkait, melakukan inventarisasi peraturan perundang-undangan yang ada, khususnya berkaitan dengan pembangunan politik Indonesia.
2) Departemen Hukum dan HAM, Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Departemen Pertahanan dan Departemen/institusi terkait. Menyempurnakan peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dan membuat peraturan perundang-undangan yang belum ada.
3) Departemen Hukum dan HAM, Departemen Pertahanan, Departemen Pendidikan Nasional, Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Departemen Dalam Negeri dan Departemen/institusi terkait mendidik, melakukan pembinaan dan sosialisasi.
4) Pemerintah melalui Departemen/institusi yang berwenang, melakukan koordinasi, bekerjasama dan memberdayakan institusi baik pemerintah ataupun non pemerintah (lembaga-lembaga swadaya masyarakat).
Upaya Strategi III adalah sebagai berikut :
1) Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Pertahanan, Markas Besar TNI, dan Departemen atau institusi terkait lainnya termasuk Perguruan Tinggi negeri/swasta serta tokoh agama dan masyarakat berkoordinasi dan bekerja sama untuk meningkatkan pemahaman tentang jati diri, nasionalisme dan wawasan kebangsaan.
Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional berikut departemen dan institusi lain baik pemerintah maupun swasta memposisikan, memerankan dan memfungsikan kembali lembaga-lembaga masyarakat yang ada.
2) Pemerintah melalui departemen-departemen/institusi yang ada, Markas Besar TNI, Sekolahan-sekolahan, Perguruan Tinggi Negeri/Swasta menghidupkan kembali dan mengembangkan organisasi-organisasi kepemudaan.
Pemerintah melalui Pemda dan institusi terkait baik pemerintah maupun swasta memacu pembangunan didaerah yang melibatkan masyarakat sehingga muncul kembali sifat kebersamaan dan kegotongroyongan. Upaya Strategi IV adalah sebagai berikut :
1) Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional bekerja sama dengan departemen/institusi lain yang terkait baik pemerintah maupun swasta, menginventarisasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
2) Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional dan institusi lain yang terkait baik pemerintah maupun swasta, baik dari dalam maupun luar negeri membangun tempat-tempat Pendidikan, Laboratorium, Perpustakaan berikut melengkapi dengan tenaga pendidik atau pengajar yang berkompeten.
3) Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional yang bekerjasama dengan Departemen Pertahanan dan departemen/ institusi lain terkait, serta melibatkan seluruh sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi yang ada memasukkan mata pelajaran geografi khususnya mata pelajaran/bidang studi kewarganegaraan, kewiraan, PPKN sebagai mata pelajaran penting dan utama.
Pemerintah melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta institusi-institusi lain yang terkait baik pemerintah maupun swasta, lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan seperti peringatan hari besar keagamaan, upacara tradisi yang dilakukan di daerah, peringatan hari besar nasional/bersejarah baik pada tingkat lokal maupun tingkat nasional.
TIKA DUSTIAWATI (0607498)
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahardja, Prathama, 2004, Dasar-Dasar Demografi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2. Hayati, Sri & Ahmad, Yani, 2007, Geografi Politik, Bandung, PT Refika Aditama.
3. http://biroli.blogspot.com/2008/01/rendahnya-kualitas-penduduk.html
4. http://www.bursatransmigrasi.depnakertrans.go.id/download/Jurnal/POTRET%20KETERTINGGALAN%20SUMBER%20DAYA%20MANUSIA.doc
5. http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=140&fname=geo111_07.htm
6. http://hati.unit.itb.ac.id/?p=27
7. http://hizbut-tahrir.or.id/2008/06/20/9-mitos-geopolitik/
8. http://indonesiafile.com/content/view/407/47/
9. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/20PengukuranTinggi101.pdf/20PengukuranTinggi101.html
10. http://pustaka.bkkbn.go.id/
TIKA DUSTIAWATI (0607498)